Sriwedari
Stadion Sriwedari terletak di jalan
Bayangkara atau sekitar 3 kilometer sebelah selatan dari Stadion
Manahan, Solo. Stadion Sriwedari didirikan pada tahun 1932 oleh Sri
Susuhunan Paku Buwono X.
.
Stadion Sriwedari adalah stadion
pertama yang dibangun oleh bangsa Indonesia karena stadion-stadion lain
saat itu masih dibangun oleh orang-orang Belanda. Proses pembangunan
stadion ini memakan waktu 8 bulan dan dikerjakan oleh kurang lebih 100
pekerja.
Peresmian Stadion Sriwedari dilakukan
oleh G.P.H Hargopalar atas nama Sri Susuhunan. Fasilitas yang disediakan
di stadion ini antara lain adanya tribun tertutup di sisi tribun
sebelah barat. Stadion yang berbentuk oval ini juga dilengkapi dengan
trek lintasan atletik dan empat menara lampu di setiap sudut stadion.
Pada tanggal 9-12 September 1948,
Stadion Sriwedari digunakan untuk tuan rumah event Pekan Olahraga
Nasional (PON) yang pertama. Dari tanggal event tersebut, 9 September,
akhirnya menjadi cikal bakal dijadikannya sebagai Hari Olahraga Nasional
di Indonesia. Dan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Stadion
Sriwedari dikukuhkan sebagai monumen PON Pertama.
Pada jaman dulu, Stadion Sriwedari
digunakan sebagai kandang klub sepak bola Galatama Arseto Solo dan klub
Perserikatan Persis. Arseto sendiri pada akhirnya menyatakan bubar pada
tahun 1998 dan klub Persis menjadi satu-satu klub yang berkandang di
Stadion Sriwedari.
Tapi dengan berjalannya waktu, seiring
dengan berdirinya Stadion Manahan pada tahun 1998, klub Persis Solo pun
hijrah ke stadion Manahan dan hanya mempergunakan stadion Sriwedari
sebagai lokasi pusat latihan tim.
Pada Agustus 2003, nama Stadion
Sriwedari mengalami pergantian nama. Oleh pemkot Solo, nama Stadion
Sriwedari diubah nama menjadi Stadion R. Maladi.
Pergantian nama ini dimaksudkan sebagai
bentuk penghargaan tinggi kepada Raden Maladi, seorang tokoh olahragawan
kelahiran Solo yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI pada
periode 1950-1959 dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Olahraga
periode 1964-1966. (adjiwae/foto: Google)
0 komentar:
Posting Komentar