Pages

Labels

Kamis, 20 Desember 2012

Pasoepati Boikot Turnamen IIC Di Manahan

DPP Pasoepati mengeluarkan keputusan final menyikapi event Inter Island Cup yang akan digelar di Stadion Manahan Solo pada 16 Desember dan 23 Desember 2012. Melalui rapat yang diikuti oleh seluruh Korwil, DPP Pasoepati tetap pada keputusan awal untuk memboikot Inter Island Cup. Walaupun demikian Pasoepati tidak akan mengganggu jalannya pertandingan IIC 2 di Manahan.

Bentuk boikot yaitu berupa larangan kepada seluruh anggota Pasoepati untuk tidak menggunakan atribut Pasoepati di area Stadion Manahan selama event Inter Island digelar. Selain itu DPP Pasoepati tidak membentuk tim penjemputan dan pengantaran bagi supporter seluruh tim yang berlaga di Inter Island Cup. Jadi tidak ada perlakuan khusus bagi seluruh supporter.
Keputusan boikot ini diambil untuk menjaga hubungan baik dengan seluruh supporter yang akan datang ke Solo. Sekjen Pasoepati Anwar Sanoesi menyatakan bahwa Pasoepati akan kembali mengadakan aksi di jalan berkaitan dengan sikap boikot ini. Acara tersebut akan dilaksanakan pada Sabtu, 15 Desember 2012 Jam 14.30. Anggota Pasoepati berkumpul di Pagelaran surakarta kemudian melakukan Long March ke Bundaran Gladak. Sekjen Pasoepati berharap semua anggota Pasoepati bisa hadir dalam acara tersebut.
Berikut Poin-Poin Hasil Rapat DPP Pasoepati Jum’at 14 Desember 2012 :
1. Pasoepati secara resmi memboikot IIC di Solo.
2. Sabtu 15-12-2012 jam 14.30 WIB Pasoepati akan mengadakan aksi boikot. Berkumpul di Pagelaran Surakarta dan dilanjutkan aksi longmarch ke bundaran Gladak.
3. Pasoepati tidak akan mengganngu jalannya IIC di Manahan. Pasoepati tidak bertanggung jawab jika terjadi keributan atau kericuhan.
4. Pasoepati secara organisasi melarang anggotanya menggunakan atribut pasoepati di area stadion Manahan selama IIC berlangsung.
5. Pasoepati tidak membentuk tim penjemputan dan pengantaran supporter tim yang berlaga di Inter Island Cup.

Sabtu, 08 Desember 2012

Pasoepati Gelar Aksi Solidaritas Mengenang Diego Mendieta

DPP pasoepati kembali akan melakukan aksi solidaritas dan doa bersama untuk mengenang Diego Mendieta. Runtutan acara dimulai dengan mengadakan aksi simpatik dan penggalangan dana saat Car Free Day Minggu 9 Desember 2012 di depan Loji Gandrung (Rumah Dinas Walikota). Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membayar sisa hutang Diego Mendieta yaitu tunggakan kos dan makan. Dari laporan menteri sosial Pasoepati, uang yang terkumpul sampai tadi malam sudah mencapai 7 juta rupiah. Jumlah Sisa dari aksi kepedulian setelah digunakan untuk melunasi kewajiban Diego Mendieta akan ditransferkan kepada istri almarhum
Gelaran acara berikutnya adalah pada hari senin 10 Des 2012 pukul 19.00 di Mess Persis Solo (Belakang stadion Sriwedari) DPP Pasoepati akan mengadakan do’a bersama untuk mengenang almarhum Diego mendieta. Sekjen Pasoepati Anwar Sanoesi mengharapkan semua elemen Pasoepati bisa mengikuti seluruh runtutan acara yang sudah disetujui dalam rapat Jum’at malam tersebut.
Selain kegiatan diatas dalam rapat DPP Pasoepati mengeluarkan sikap tegas bahwa akan menolak dan memboikot Final IIC II jika acara tersebut tetap akan dilaksanakan di Stadion Manahan Solo. Ini sebagai bentuk aksi keprihatinan, karena sepak bola solo masih dalam situasi berkabung. #RIPDiegoMendieta #PrayForDiegoMendieta (U21K)

Sabtu, 24 November 2012

Tentang Persija

Sejarah Klub

Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930. Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.
Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus bubar. Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija. Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija. Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija “baru” itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa. Inilah hasilnya: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951), Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.

Persija Jakarta

Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) didirikan pada 28 November 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ).

Prestasi

Nasional
Perserikatan
• Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (1)
• Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (2)
• Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (3)
• Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (4)
• Tahun 1964, Juara Perserikatan (5)
• Tahun 1973, Juara Perserikatan (6)
• Tahun 1975, Juara Perserikatan, bersama dengan PSMS Medan (7)
• Tahun 1977, Juara Perserikatan (8)
• Tahun 1979, Juara Perserikatan (9)
• Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan
Liga Indonesia
• Tahun 1994, Peringkat Ke-18 Divisi Utama Wilayah Barat
• Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah Barat
• Tahun 1996, Peringkat 11 Wilayah Barat
• Tahun 1998, Semifinalis
• Tahun 1999, Semifinalis
• Tahun 2001, Juara Liga Indonesia
• Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri
• Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri
• Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
• Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia
• Tahun 2006, 8 Besar Liga Indonesia
• Musim 2007 – 2008, 8 Besar Liga Indonesia
Liga Super Indonesia
• Musim 2010 – 2011, Peringkat 3 Liga Super Indonesia
• Musim 2008 – 2009, Peringkat 7 Liga Super Indonesia
• Musim 2009 – 2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
Piala Indonesia
• Tahun 2005, Runner-Up Copa Indonesia
• Tahun 2006, Copa Indonesia Juara 3
• Tahun 2007, Copa Indonesia Juara 3
Internasional
• Tahun 2000, Juara Piala Sultan Brunei Darussalam
• Tahun 2001, Piala Champions Asia (sekarang Liga Champions Asia)

Sejarah Stadion

Stadion Menteng
Stadion Menteng adalah stadion berkapasitas 10.000 penonton yang pernah ada di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, di lahan yang kini merupakan Taman Menteng. Awalnya adalah lapangan yang didirikan tahun 1921 dengan nama Voetbalbond Indische Omstreken Sport(Viosveld). Stadion ini dirancang oleh arsitek Belanda, F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen. Dalam perkembangannya stadion ini kemudian digunakan oleh Persija.
Stadion sepak bola Persija di Menteng merupakan salah satu kebanggaan warga Jakarta dan paling bersejarah, baik dalam sejarah Kota Jakarta maupun persepak bolaan di Jakarta dan Indonesia. Banyak legenda pesepak bola Indonesia lahir di sini, seperti Djamiat Kaldar, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara, atau Ronny Pattinasarani.
Sejak tahun 1921, lahan seluas 3,4 hektar yang sekarang menjadi stadion Persija tersebut sudah digunakan sebagai tempat berolahraga orang-orang Belanda. Selanjutnya, stadion tersebut digunakan untuk masyarakat umum, dan pada tahun 1961 hingga saat ini digunakan sebagai tempat bertanding dan berlatih bagi Tim Persija. Pada 1975, Surat Keputusan Gubernur Jakarta Tahun 1975 menetapkan stadion ini sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi.
Sebelum menempati stadion Menteng, Persija telah melakukan berbagai program pembinaan seperti menggelar kompetisi klub anggota, kompetisi kelompok umur, latihan tim senior dan tim berbagai jenjang usia di stadion IKADA yang sekarang dikenal sebagai Monumen Nasional (Monas). Kemudian, seiring adanya program pembangunan Monas pada tahun 1958, stadion Persija dipindahkan ke stadion Menteng yang diserahkan secara langsung oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pada tahun 1960.
Pada 26 Juli 2006, Stadion Menteng resmi dialih fungsikan menjadi Taman Menteng.
Stadion Lebak Bulus
Stadion Lebak Bulus adalah stadion di kelurahan Lebak Bulus kecamatan Cilandak,Kotamadya Jakarta Selatan, yang sebagai markas Persija Jakarta. Stadion ini berkapasitas 12.500 orang. Sejak ISL digelar (2008), sesuai manual PT.Liga Indonesia, Stadion Lebak Bulus tidak memenuhi standar karena memiliki kapasitas yang kurang memadai untuk menampung para pendukung Persija.
DAFTAR KLUB ANGGOTA PERSIJA 2011/2012
1. TRISAKTI FC
2. PS. TUNAS JAYA
3. PS. MENTENG YUNIOR
4. PS. SETIA
5. PS. POS INDONESIA
6. ATAMORA FC
7. RPM FC
8. PS. MC. UTAMA
9. UMS
10. PSAL
11. PSAD
12. PS. JAYAKARTA
13. PS. MAESA
14. PS. CHAMP 82
15. GUNJATI FC
16. PS. POP
17. PS. PUTRA NUSA
18. MONAS FC
19. PS. KARYA UTAMA
20. NUSANTARA FC
21. PS. AC SUAH API
22. PS. PUTRA INDONESIA
23. MENTENG FC
24. METROS FC
25. PS. PRATAMA
26. PS. HERCULES
27. MBFA
28. RED DEMON FC
29. PS. MAHASISWA
30. PS. BINTANG MUDA SENAYAN

Persija Siap Untuk Trofeo 2012


Persija Jakarta menyatakan siap bertanding di Trofeo Persija 2012. Sebagai Juara Bertahan, Macan Kemayoran berjanji akan menampilkan permainan terbaik bagi seluruh pecinta Persija.
“Kami berjanji berjuang semaksimal mungkin pada pertandingan besok melawan Arema dan Persisam,” ujar head coach Iwan Setiawan.
“Persija memiliki satu mimpi bahwa kita harus berbicara. Dan ajang Trofeo Persija ini menjadi langkah sebelum mulai menapaki pertandingan liga di Januari mendatang.”
Persisam Samarinda dan Arema Indonesia merasa terhormat diundang sebagai peserta Trofeo Persija tahun ini. Ucapan selamat ulang tahun datang dari pelatih kedua tim tersebut.
“Selamat ulang tahun, Persija. Semoga Persija tetap jaya,” ucap Rahmad Darmawan.
Sedangkan panitia pelaksana menyatakan mencetak 39.500 tiket untuk Trofeo Persija 2012. Mengingat padatnya acara di daerah Senayan, loket pembelian tiket diperkirakan akan terbatas sehingga opsi pemesanan tiket sebelum hari H bisa menjadi alternatif bagi pecinta Persija.
Sejarah The Jakmania Cetak E-mail
Ditulis Oleh adminnya   
Friday, 06 October 2006
Image The Jakmania berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Menteng. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan kumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.

Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut. Ide ini muncul dari Diza Rasyid Ali, manajer Persija waktu itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Bang Yos (sapaan akrabnya)sangat menyukai sepakbola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali sepakbola Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung atau suporter.

Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok paling ideal disaat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.

Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.

Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief. Ia lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.

Lelaki tinggi, tampan dan sarjana lulusan ITI Serpong inilah yang memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Dibawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.

Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga pada Pra Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah (Korwil).

Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 30.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Sdr. Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.

Rabu, 21 November 2012

OVJ: Dualisme Persis Membuat Bingung Suporter

Masih belum jelasnya nasib reunifikasi Persis Solo musim depan membuat gelisah  Pasoepatiyang dari awal menyuarakan agar tidak ada lagi dualisme tim Persis Solo.

Pasoepati, terus berharap reunifikasi tim Persis Solo
Duet dirijen OVJ, menyuarakan agar tidak adal lagi dualisme tim Persis Solo musim depan karena akan membuat bingung suporter. Dirijen yang selalu tampil nyentrik itu berharap para pengurus mau duduk bersama membahas nasib Persis Solo agar bisa bisa meraih prestasi maksimal musim depan.
“Dua-duanya memakai nama Persis Solo, kita jadi bingung. Selain itu pengalaman musim lalu keduanya tidak mampu berprestasi,kita sudah capek dengan dualisme” ujar Andre jaran.
Senada dengan rekannya, Sigit Omponk pun bersuara yang sama. Menurutnya dualisme Persis Solo hanya akan membuat suporter tidak bisa fokus dalam memberikan dukungan.
“Yang jelas jika hanya ada 1 tim akan lebih baik, karena kami bisa lebih fokus dalam memberikan dukungan untuk Persis Solo,” ujar Sigit Omponx.
Ketika ditanya terkait nasib dualisme Persis Solo yang kemungkinan masih akan terjadi di musim depan, OVJ menyatakan akan menunggu sikap DPP Pasoepati terkait tim mana yang akan didukung.
“Jika musim depan masih dualisme, kami akan menunggu sikap DPP Pasoepati, namun kami tetap menginginkan hanya ada 1 tim Persis Solo musim depan. Jangan ada dualisme Persis Solo lagi.” ujar Omponx yang di amini rekannya, Andre Jaran.

Sepak Bola Indonesia : Prestasi, Bisnis Atau Politik?

Tahun 2011-2012 menjadi episode kelam bagi sepak bola Indonesia. Ya, harapan ada revolusi atau reformasi di tubuh PSSI yang menaungi sepak bola di Indonesia saat ini ternyata tidak seperti yang diharapkan.
Pemain, menjadi pihak yang dirugikan oleh konflik yang saat ini melanda sepakbola Indonesia
Terpilihnya Prof. Djohar Arifin Husin sebagai ketua baru PSSI periode 2011-2015 memunculkan semangat baru masyarakat Indonesia untuk melihat sepak bola Indonesia kembali berprestasi khususnya di Asia Tenggara. Indonesia yang dulu dikenal sebagai macan asia sudah lama tidak â€Å“berprestasi”. Prestasi terakhir adalah menjadi runner-up pada piala AFF 2010 lalu sedangkan di SEA Games Indonesia terakhir kali meraih medali emas pada tahun 1991. Tentu saja masyarakat Indonesia rindu melihat Tim Nasional Indonesia mengangkat trophy juara.
Apa yang salah dengan sepak bola Indonesia? Dengan penduduk berjumlah lebih dari 200 juta dan hampir separuhnya menyukai olahraga terpopuler di dunia ini tentu merupakan sebuah potensi yang sangat luar biasa bagi perkembangan sepak bola negeri ini baik dilihat dari segi bisnis dan prestasi. Indonesia bahkan menjadi salah satu komoditas pasar terbesar siaran-siaran langsung sepak bola Eropa.
Lihat saja TV-TV nasional berebut menayangkan liga terbaik yang ada di Eropa secara gratis. Hampir semua TV lokal mulai dari TVRI, RCTI, SCTV, INDOSIAR, TRANS, MNC,  semua menayangkan pertandingan liga-liga Eropa di setiap akhir pekan, belum lagi tv berbayar yang lain. Ini menjadi bukti bahwa potensi bisnis ini sangat luar biasa sekali. Disaat sepakbola dalam negeri mengalami kemunduran baik dari sisi kompetisi dan manejemen masyarakat Indonesia lebih memlih untuk beralih menonton pertandingan-pertandingan liga Eropa. Bahkan sebenarnya jika ditelisik lebih jauh sebenarnya siaran live sepak bola nasional ratingnya pun juga cukup tinggi walaupun yang disiarkan hanya kompetisi divisi utama.
Masyarakat Indonesia sudah jenuh dengan konflik yang terjadi di PSSI. Semua elite ingin mengusai organisasi yang telah berdiri lebih dari 80 tahun ini. Disaat orang-orang yang berkepentingan saling berebut kekuasaan, mereka melupakan keinginan masyarakat Indonesia yaitu prestasi yang membanggakan dari Timnas dan kompetisi yang menarik dan menjadi hiburan bagi masyarakat Indonesia.  Para elite sepak bola Indonesia melupakan hakekat olahraga itu sendiri yaitu” sportivitas, prestasi, dan hiburan”. Bukannya mengurus kompetisi dengan baik dan membina pemain agar berprestasi para elite sepak bola ini malah saling menjatuhkan satu sama lain demi kepentingan pribadi dan kelompok mereka masing-masing. Kekuasaan lah yang menjadi tujuan utama mereka bukan lagi prestasi. Politik menjadi dasar utama tujuan kekuasaan.
Harapan tahun 2011-2012 menjadi tonggak kebangkitan sepak bola nasional pun hancur lebur. Pengurus baru yang terpilih di kongres Solo gagal merangkul semua elemen masyarakat sepak bola Indonesia sehingga terjadi perpecahan ditubuh pengurus PSSI sendiri dan di sepak bola nasional. Mulai dari liga dan bahkan kini menjalar ke Timnas. Tentu saja semua yang terjadi membuat harapan prestasi semakin jauh. Politik dan kekuasaan yang berada di garda depan.
Bagaimana sepak bola Indonesia dilihat dari segi bisnis? Seperti yang saya katakan diatas, Indonesia adalah lahan bisnis yang potensial. Dengan fans yang fanatik dari setiap kota dan tentu saja jumlahnya pun bukan main banyaknya. Ini belum termasuk masyarakat yang berada di ruang abu-abu yang hanya sebatas suka bukan fanatik, jumlahnya pun juga sangat banyak. Tentu semua itu akan memberi efek yang bagus jika bisa dikelola dengan baik dan menarik. Profit bisnis pun akan mengalir.
Tapi lagi-lagi inilah Indonesia, semua hanya dimanfaatkan untuk kalangan tertentu saja. Sisi bisnis pun tidak bias dijalankan dengan baik. Itu bisa kita lihat dari terlambatnya gaji pemain dan tunggakan-tunggakan lain yang belum terbayarkan. Lagi-lagi kepentigan politik lebih diutamakan karena tujuan utama klub berprestasi adalah untuk menarik massa yang banyak untuk kepentingan pemilu. Kepemelikan klub yang kebanyakan masih dikuasai oleh pemerintah membuat penyalahgunaan klub sepak bola lazim terjadi di Indonesia.
Contohnya saja ketika daerah A ingin mengadakan Pilkada, klub sepak bola dari daerah A tersebut didanai dengan jor-joran membeli pemain-pemain bintang agar bisa menjadi juara, dan tentu saja cara-cara kotor lain juga dilakukan dengan melakukan suap dan sebagainya. Dengan juaranya atau berprestasinya klub daerah A tersebut tentunya membuat massa yang datang ke stadion menjadi banyak, masyarakat dan supporter senang. Inilah momen yang dimanfaaatkan oleh pihak-pihak tertentu agar bisa terpilih dalam pilkada ataupun pemilihan pemimpin daerah yang lain. Lagi lagi politik bukan bisnis atau prestasi murni yang dikedepankan.
Semua pasti bertanya apa yang mesti dilakukan. Segala cara sudah dilakukan, kongres-kongres pun digelar, supporter berteriak lantang menuntut perubahan, pengurus baru dilantik tapi toh kenyataannya sepak bola negeri ini belum berubah menjadi lebih baik. Selama politik masih diacampur-adukkan dalam dunia olahraga yang satu ini saya pesimis melihat Indonesia menjadi â€Å“Macan Asia” lagi. Tidak ada sportivitas, prestasi apalagi bisnis yang menguntungkan

Sabtu, 10 November 2012

Sriwedari

Stadion Sriwedari Solo
Stadion Sriwedari terletak di jalan Bayangkara atau sekitar 3 kilometer sebelah selatan dari Stadion Manahan, Solo. Stadion Sriwedari didirikan pada tahun 1932 oleh Sri Susuhunan Paku Buwono X.
.
Stadion Sriwedari adalah stadion pertama yang dibangun oleh bangsa Indonesia karena stadion-stadion lain saat itu masih dibangun oleh orang-orang Belanda. Proses pembangunan stadion ini memakan waktu 8 bulan dan dikerjakan oleh kurang lebih 100 pekerja.
Peresmian Stadion Sriwedari dilakukan oleh G.P.H Hargopalar atas nama Sri Susuhunan. Fasilitas yang disediakan di stadion ini antara lain adanya tribun tertutup di sisi tribun sebelah barat. Stadion yang berbentuk oval ini juga dilengkapi dengan trek lintasan atletik dan empat menara lampu di setiap sudut stadion.
Pada tanggal 9-12 September 1948, Stadion Sriwedari digunakan untuk tuan rumah event Pekan Olahraga Nasional (PON) yang pertama. Dari tanggal event tersebut, 9 September, akhirnya menjadi cikal bakal dijadikannya sebagai Hari Olahraga Nasional di Indonesia. Dan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Stadion Sriwedari dikukuhkan sebagai monumen PON Pertama.
Pada jaman dulu, Stadion Sriwedari digunakan sebagai kandang klub sepak bola Galatama Arseto Solo dan klub Perserikatan Persis. Arseto sendiri pada akhirnya menyatakan bubar pada tahun 1998 dan klub Persis menjadi satu-satu klub yang berkandang di Stadion Sriwedari.
Tapi dengan berjalannya waktu, seiring dengan berdirinya Stadion Manahan pada tahun 1998, klub Persis Solo pun hijrah ke stadion Manahan dan hanya mempergunakan stadion Sriwedari sebagai lokasi pusat latihan tim.
Pada Agustus 2003, nama Stadion Sriwedari mengalami pergantian nama. Oleh pemkot Solo, nama Stadion Sriwedari diubah nama menjadi Stadion R. Maladi.
Pergantian nama ini dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan tinggi kepada Raden Maladi, seorang tokoh olahragawan kelahiran Solo yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI pada periode 1950-1959 dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Olahraga periode 1964-1966. (adjiwae/foto: Google)

Sejarah

Persis Solo
Persis Solo adalah klub sepak bola yang berasal dari kota Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Klub ini didirikan pada tahun 1923 oleh Sastrosaksono.
Awal berdirinya tidak langsung menggunakan nama Persis Solo, melainkan masih bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB), semacam perserikatan sepak bola. Dan pada tahun 1928, Vorstenlandsche Voetbal Bond resmi berganti nama menjadi Persis Solo.
Saat ini klub Persis Solo berkandang di Stadion Manahan yang memiliki kapasitas hingga 35.000 penonton dan menjadikan stadion Sriwedari sebagai pusat latihan tim.
Persis Solo mempunyai kelompok pendukung/suporter yang bernama Pasoepati (Pasukan Soeporter Paling Sejati). Selama menjalani kompetisi perserikatan, klub Persis telah berhasil meraih juara sebanyak 7 kali.
Persis kembali hadir di kancah sepak bola Indonesia sejak tahun 2006, setelah sebelumnya bertahun-tahun lamanya Persis bak menjadi fosil karena terlalu lama mengendap di kompetisi amatir negeri ini.
Di musim kompetisi 2006/2007 menjadi puncak prestasi bagi Persis karena di musim itu Persis berhasil lolos promosi ke kompetisi liga kasta tertinggi Indonesia yakni level Divisi Utama.
Sayang, raihan positif itu tidak dibarengi dengan gelar juara Liga Divisi 1 karena Persis kalah atas Persebaya Surabaya di pertandingan final yang berlangsung di stadion Brawijaya, Kediri.
Pada pertengahan tahun 2011 ini, klub Persis Solo telah melakukan merger dengan klub Solo FC yang sebelumnya berkompetisi di Liga Primer Indonesia. Hasil dari merger dua klub ini, menjadikan klub Persis Solo berhasil meraih predikat sebagai klub profesional di Indonesia.
Prestasi Persis Solo :
1935 – Juara, menang atas PPVIM Jatinegara Jakarta
1936 – Juara, menang atas Persib Bandung
1937 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung
1939 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta
1940 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta
1942 – Juara, menang atas Persebaya Surabaya
1943 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta
1948 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta
2006 – Runner-up, kalah dari Persebaya Surabaya

Lebih Dekat Mengenal Pasoepati From Solo With Love (Wol*Ves)

Pasoepati From Solo With Love atau yang dikenal PFSWL dan WOL*VES (With Love Squad) ini adalah salah satu suku Korwil Pasoepati Kartasura Wisanggeni (PASTA Wisanggeni) yang berdirinya cukup unik, yakni terbentuk karena jejaring sosial facebook melalui fanspage.
Foto bersama Pemain Persis Solo disaat perayaan HUT WOLVES yang pertama
Setelah sering chat dan coment – coment di fanspage akhirnya kami melakukan kopi darat supaya lebih akrab. Lama saling kenal, akhirnya kami datang untuk acara peresmian launching PASOEPATI JAPAN bersama Mayor Haristanto di Jalan Slamet Riyadi tepatnya dibawah jembatan penyebrangan dekat Taman Sriwedari saat Solo Car Free Day.
Pada saat itu, pertama kalinya kami bertemu dan memutuskan untuk mendedikasikan sebagai terbentuknya PASOEPATI FROM SOLO WITH LOVE, tanggal 9 Oktober 2011. Saat itu anggotanya masih belasan, belum ada struktur organisasinya, dan statusnya masih Organisasi Komunitas. Setelah menemui titik terang mau dibawa kemana PFSWL, akhirnya kami memutuskan untuk menjadikannya suku, terpilihlah Korwil Kartasura yang peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 5 November 2011 di Air mancur Pintu Utama Stadion Manahan Solo pukul 20.00 malam takbiran Idul Adha.
Yang menarik dari peresmian suku kami ialah datangnya The Jakmania dan Bonek, alhamdulilah acara berlangsung lancar. Pemotongan kue dilakukan dan terpilihlah Satriyo Wibowo sebagai ketua, Agoeng sebagai wakil, Ayun sebagai sekretaris, Fadil sebagai bendahara, Simbeng sebagai korlap, dan kita semua dibawah penasehat Mayor Haristanto.
Kini PASOEPATI FROM SOLO WITH LOVE sudah 1 Tahun berdiri dan kemarin pada tanggal  9 Oktober 2012 merayakan ulang tahun yang pertama, untuk merayakan ulang tahun yang pertama dimulai pada tanggal 14 Oktober 2012 para anggota membersihkan halte batik solo trans disaat car free day. Kegiatan bersih – bersih ini bertujuan supaya warga solo menilai positif, bahwa kami memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Puncak acara HUT PASOEPATI FROM SOLO WITH LOVE dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2012 malam takbiran Idul Adha. Kami merayakan Ultah bersama pemain PERSIS SOLO diantaranya Diego Mendieta, Puji Widodo, dll, sedulur Bonek, serta anggota WOLVES dan anggota dari Korwil PASTA Wisanggeni.
Acara pertama yaitu keliling / muter –  muter Solo menggunakan Bus tingkat Werkudara dengan tujuan “Menebarkan Virus Perdamaian” dengan cara bernyanyi – nyanyi dan melambaikan bendera plastik merah putih. Setelah selesai muter – muter, kami melanjutkan acara pemotongan tumpeng dibasecamp kami Warung 153.
Selain pemotongan tumpeng, kami juga bernyanyi – nyayi, berjoget ria dapat hadiah, bermain game seru dan acara kuis yang telah disediakan panitia. Untuk acara penutupannya kami akhiri dengan lantunan takbiran dan pesta kembang api dan Alhamdulillah acara pada HUT yang pertama ini berjalan dengan lancar.
Terimakasih kami sampaikan untuk teman teman yang membawa organisasi dunia maya ke dunia nyata, bahkan menjadi suku resmi yang diakui DPP Pasoepati. Basecamp kami berada di depan warung 153 daerah Gentan, Pajang.
Srikandi WOLVES selalu semangat mendukung PERSIS SOLO
Pemain Persis yang Enjoy menjadikan suasana bus Werkudara santai
Sedulur Bonek juga ikut merayakan HUT WOLVES yang pertama
Puncak Acara, Pemotongan Tumpeng oleh ketua Suku WOLVES
Foto bersama semua anggota disaat puncak acara

Senin, 05 November 2012

Reunifikasi Persis Solo Terancam Gagal?

Keinginan pecinta Persis Solo untuk melihat peleburan dualisme (reunifikasi) Persis Solo musim depan terancam menemui kegagalan jika Persis Solo versi PT.LI nekad mendaftarkan diri di kompetisi Divisi Utama yang dikelola badan Liga Indonesia (BLI-red) yang berada di bawah payung KPSI.
Pemain Persis Solo versi PT.LI meluapkan kegembiraannya usai memastikan timnya lolos dari jurang dengradasi musim lalu
Totok Supriyanto, manajer Persis Solo versi PT.LI  mengaku tertarik jika memang timnya kembali mendapat tawaran bergabung ke kompetisi Divisi Utama bentukan PT LI tersebut.
Namun Totok enggan gegabah melangkah mendaftarkan timnya ke kompetisi yang dinaungi KPSI itu. Dirinya akan melihat terlebih dahulu klausul penawaran dari perusahaan pengelola kompetisi sepakbola versi KPSI tersebut.
“Kejadian di musim lalu tidak boleh terulang karena jaminan pelunasan gaji untuk pemain pun tidak bisa sesuai tenggat waktunya. Apa mereka bisa menjamin tidak terulang lagi di musim depan. Selain itu kami masih memegang komitmen untuk menyatukan Persis,” ujarTotok.
Nada kekhawatiran muncul dari Persis Solo versi LPIS jika rencana reunifikasi Persis Solo akan menemui kegagalan jika kedua pihak tidak memegang kuat komitmen untuk menyatukan Persis musim depan.
Manajer Persis Solo versi LPIS, Joni Erwandi berharap semua pihak untuk tetap memegang komitmen bersama menyatukan Persis Solo. “kami meminta mereka tetap menjaga komitmen baiknya untuk penyatuan Persis,” kata Joni.

Manahan

Stadion Manahan(foto:http://www.fussballtempel.net)
Stadion Manahan adalah nama sebuah stadion yang berada di kota Solo, Jawa Tengah. Sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1998 lalu, stadion Manahan kini telah menapaki usianya yang ke-13 tahun.
.
Bangunan besar bercat putih yang terletak di jalan Adi Sucipto tersebut, adalah salah satu bagian dari fasilitas yang terdapat di kompleks Gelora Olah Raga Manahan.
.
Nama Manahan sendiri diambil dari nama sebuah kelurahan yang berada di kecamatan Banjarsari, Surakarta. Di kelurahan tersebut, stadion Manahan berdiri kokoh diantara bangunan sekitarnya yang telah terisi dengan perumahan, sekolah, tempat ibadah, ruang terbuka hijau dan jalan raya dengan deretan pohon cemara di pinggirnya.
.
Stadion Manahan Surakarta adalah persembahan dari yayasan Ibu Tien Soeharto. Pembangunannya dimulai sejak tahun 1989 dengan menggunakan luas areal lahan sebesar 170.000 m2 dan luas bangunan 33.300 m2. Butuh waktu 9 tahun lamanya untuk mengubah sebuah lahan kosong menjadi bangunan kokoh stadion Manahan.
Dan tepat pada hari Sabtu tanggal 21 Februari 1998, akhirnya stadion Manahan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Dalam pengelolaan stadion Manahan, pemerintah kota Surakarta menyerahkannya kepada Yayasan Gelora Surakarta.
Stadion Manahan merupakan salah satu stadion berstandar Internasional yang ada di Indonesia. Selain memiliki fasilitas tribun terbuka di sisi timur, selatan dan utara, stadion Manahan juga dilengkapi dengan tribun tertutup (VIP) di sisi tribun bagian barat, lengkap dengan kursi penonton.
Kapasitas di tribun stadion Manahan mampu menampung jumlah penonton hingga mencapai 35.000 orang. Stadion Manahan juga telah dilengkapi dengan empat menara lampu yang menunjang untuk penyelenggaraan kegiatan olah raga pada malam hari.
Fasilitas lain yang menjadi satu dengan bangunan stadion Manahan diantaranya track lintasan lari/atletik, lompat jauh, tenis meja, latihan yudo, latihan tarung drajat, ruang kesehatan, ruang sekretariat, ruang wartawan dan ruang konferensi pers.
Sedangkan di kompleks Gelora Manahan sendiri, fasilitas olah raga yang tersedia malah terbilang lebih lengkap dan beragam karena tersedia lapangan tenis, balap sepeda, bola voli, basket, bulu tangkis, ruang tenis meja, ruang bilyard, 3 buah lapangan sepak bola dan gedung olahraga (GOR).
Dilihat dari letak geografisnya, keberadaan Stadion Manahan di kota Solo terbilang sangat strategis. Berdiri megah di tengah-tengah pusat kota, berdekatan dengan bandar udara, perhotelan, jalan raya dan pusat perbelanjaan menjadikan Stadion Manahan sebagai salah satu tempat yang sangat representatif dalam menggelar event-event olah raga berskala nasional maupun internasional. (adjiwae)
Event olah raga yang pernah digelar di Stadion Manahan Solo :
1999 : Puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) ke XVI.
2000 : Home base pertandingan kandang klub Pelita Solo (sampai dengan tahun 2002).
2003 : Home base pertandingan kandang klub Persijatim Solo FC (sampai dengan tahun 2006).
2006 : Home base pertandingan kandang klub Persis Solo (sampai dengan sekarang).
2006 : Babak 8 besar dan Final Liga Indonesia 2005/2006.
2007 : Babak penyisihan grup Liga Champions Asia 2007 (Persik Kediri).
2007 : Pusat pelatihan timnas Indonesia jelang Piala Asia 2007.
2008 : Babak 8 besar Liga Indonesia 2007/2008.
2009 : Pembukaan Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Tengah (PORPROV JATENG) 2009.
2010 : Babak semifinal dan final Liga Divisi Utama 2009/2010.
2010 : Babak final Piala Indonesia 2010.
2010 : Tuan Rumah Piala AFF U-16.
2011 : Pembukaan kompetisi Liga Primer Indonesia 2011.
2011 : Home base pertandingan kandang klub Solo FC.
2011 : Babak semifinal dan final Liga Divisi Utama 2010/2011.
2011 : Pusat pelatihan dan uji coba Internasional timnas Indonesia jelang PPD 2014.

Jumat, 02 November 2012

sejarah persis

Sejarah Pasoepati

Pasoepati adalah nama sebuah kelompok suporter sepak bola yang berasal dari kota Solo. Terbentuknya Pasoepati tidak terlepas dengan kehadiran klub sepak bola Pelita Jaya yang pernah berkandang di stadion Manahan tahun 2000 lalu.
Sembilan Februari 2000 lahirlah kelompok suporter klub Pelita, bernama Pasukan Soeporter Pelita Sejati atau yang disingkat dengan sebutan Pasoepati. Sinergi Pelita dan Pasoepati saat itu menjadi gairah baru yang mempersatukan publik bola Solo dan sekitarnya. Pasoepati adalah hasil akal budi seorang praktisi periklanan Solo, Mayor Haristanto.
Ia mengambil prakarsa ketika tak ada wong Solo berani jemput bola guna membangun organisasi suporter ketika publik bola Solo terserang euforia karena tiba-tiba hadir tim elit Liga Indonesia di kotanya.
Dengan menunggangi gairah warga Solo yang meluap, dipadu sinergi cerdas dengan media massa lokal dan nasional, Pasoepati meroket menjadi meteor di kancah persepakbolaan nasional.
Dalam perjalanan Pasoepati yang kini sudah berumur lebih dari 11 tahun ini, Pasoepati tercatat sudah memberikan dukungannya kepada empat klub sepak bola yang pernah bermarkas di kota Solo.
Diawali di tahun 2000 dengan kehadiran klub Pelita Jaya yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya Pasoepati. Di tahun 2003, hengkangnya Pelita dari kota Solo kemudian digantikan oleh klub asal Jakarta Timur yang kemudian meleburkan namanya sebagai Persijatim Solo FC.
Namun, nostalgia Pasoepati dengan Persijatim ternyata hanya berlangsung selama 3 tahun. Dan di tahun 2006, Pasoepati akhirnya mengikrarkan dirinya untuk mendukung klub sepak bola asli daerah, Persis Solo, seiring juga prestasinya berpromosi ke Divisi Utama.
Mengawali tahun 2011, digulirkannya kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) dan juga lahirnya klub sepak bola Solo FC, membuat Pasoepati turut serta menjadi suporter bagi klub Solo FC yang berkompetisi di Liga Primer.
Namun, karena pada pertengahan tahun 2011 klub Solo FC melakukan merger dengan klub Persis Solo, maka Pasoepati kini hanya menjadi suporter bagi satu-satunya klub sepak bola asal kota bengawan, Persis Solo.
Jangan pernah bertanya tentang loyalitas kepada Pasoepati. Meski harus dihadapkan dengan situasi klub kebanggaannya Persis Solo ,yang saat ini terbilang minim sekali prestasi, Pasoepati tetaplah menjadi suporter setia dan mempunyai loyalitas dan dedikasi tinggi terhadap klub yang didukungnya.
Meski lahir dan besar di kota Solo, namun Pasoepati juga mendapatkan dukungan dari masyarakat luas di kabupaten Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Salatiga dan Wonogiri.
Dukungan luas dari berbagai daerah menjadikan Pasoepati sebagai salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia. Keberadaan Pasoepati telah berhasil menjadi wadah pemersatu puluhan ribu warga Solo dan sekitarnya untuk bisa saling bersatu, saling bahu-membahu mendukung sebuah klub sepak bola yang bisa membuat bangga kota Solo tercinta. (adjiwae)
Berdiri :
Rabu Legi, 9 Februari 2000 di Griya Reka Grupe Mayor, Jalan Kolonel Sugiyono 37, Solo.
Pencetus nama :
Suwarmin
Bunda Pasoepati :
Kris Pujiatni, S.Psi
Pendiri :
Arno Suparno, Bambang Eko S, Bimo Putranto, Dencis, Deny Susanto, Donny, Dwi, Hariyanto, Iwan Budi Prasetyo, Maeda Daneswara, Mashadi “Pete”, Mayor Haristanto, Rio, Siswanto, Sukimo, Sukirno, Supriyadi “Ateng”, Suwandi, Suwarmin, Tommy,Wawan
 

Sample text

Sample Text

Sample Text